Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah tahun 1996, saya berkunjung ke
kota Pontianak, teman saya di sana mengajak saya memancing Kepiting.
Bagaimana cara memancing kepiting ?
Kami menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke batang bambu itu, di
ujung lain tali itu kami mengikat sebuah batu kecil. Lalu kami mengayun
bambu agar batu di ujung tali terayun menuju kepiting yang kami incar, kami
mengganggu kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar kepiting
itu marah, dan kalau itu berhasil maka kepiting itu akan 'menggigit' tali
atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan
kuat sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor
Kepiting gemuk yang sedang marah.
Kami tinggal mengayun perlahan bambu agar ujung talinya menuju sebuah wajan
besar yang sudah kami isi dengan air mendidih karena di bawah wajan itu ada
sebuah kompor dengan api yang sedang menyala. Kami celupkan kepiting yang
sedang murka itu ke dalam wajan tersebut, seketika Kepiting melepaskan
gigitan-nya dan tubuhnya menjadi merah, tak lama kemudian kami bisa
menikmati kepiting rebus yang sangat lezat.
Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, karena
kegeramannya atas gangguan yang kami lakukan melalui sebatang bambu, seutas
tali dan sebuah batu kecil.
Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi
masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya
karena : MARAH.
Jadi kalau anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar,
hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan
dua tiga detik dengan menarik napas panjang, kalau perlu pergilah ke kamar
kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar murka anda
mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan
masa depan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar